October 31, 2016

ASDF

Aku kesepian. Yang kutahu aku telah kehilangan banyak hal, termasuk kamu dan kamu hingga akhirnya aku menjadi seperti sekarang ini. Satu orang yang seringkali kucari tahu bagaimana kabarnya adalah kamu, satu orang yang kadang tak bisa kubinasakan kehadirannya. Dengan susah payah kuhapus semua hal yang berkaitan denganmu namun sesusah itu juga aku tak mampu mengendalikan perasaanku yang belum kunjung usai ini. Jujur, aku tak bisa menjadikanmu asing begitu saja. Masih ada yang belum selesai. Ari, kalau kau membaca ini, andai saja kebetulan kau mengingatku...
Read more »

April 16, 2016

Surat Kedua

Surat kedua ini tak lagi kutulis atas nama pemuja rahasia. Tidak lagi, sebab kau sudah tahu siapa aku. Kali ini akan kuatas namakan sebagai seorang pemuja. Iya, pemuja saja. Pemujamu kali ini menulis surat tentang bagaimana ia cukup susah tidur setelah surat pertama tersampaikan. Apakah sudah kau baca? Harapan terbesarku adalah sudah. Tapi jika kau yakin surat itu tak penting dan mengusik hidupmu, cukup abaikan seperti layaknya para artis yang tak sempat membaca surat dari fans karena terlalu sibuk. Sungguh aku tak mengapa. Hanya saja, jangan...
Read more »

Kepada R

Belasan hari ternyata tak kunjung membuat rasa penasaranku sirna. Hingga akhirnya harus kuakui bahwa aku takjub dengan segala wujud yang kau sembahkan pada dunia maya. Aku yakin, banyak hal yang tak kutahu tentang siapa kamu di dunia nyata. Kali ini aku harus menekan kuat rasa gengsi yang telah tertanam dengan sangat dalam. Juga malu yang nyatanya sampai detik kutulis ini masih menari histeris sambil menangis menahan diri. Aku mengabaikan mereka demi melayangkan beberapa kalimat tentang betapa takjubnya diriku terhadapmu. Kusingkirkan segala...
Read more »

March 10, 2016

Gummy - You Are My Everything (Eng)

From the first time, it's you Who came to me Even though me only pass by each other My eyes let me know you You pass by me like a gentle wind I hope that it's not destiny Like a fool, I couldn't say anything at first I couldn't do anything You're my everything My destiny comes like shooting stars Letting me meet someone like you And deep in my heart It's only my love for you You are my everything Appearing in the fog You are tinged by white fog My heart seems to stop at this moment I come to you You're my everything My destiny comes like shooting...
Read more »

March 4, 2016

Davichi - This Love (Ost. DOTS)

If time returned Would memories be erased? Those words that couldn't say Do you know my words? I made you feel tired Making you live in tears My heart feels sorry like this But I have told you I can't live without you To me, it's only you Time only passes if it is filled with you I love you, thank you so much Please warmly hug me So I can live in this love Love is like this, right? No matter what you say I feel like it can't fulfill my heart can you hear my heart? It's my greed Even though I think again This heart can't easily disappear You also...
Read more »

March 2, 2016

Pendongeng Kelas Teri

Diceritakan oleh khayalan. Dibentuk oleh suasana hati. Dongeng masa depan kususun dengan air mata setelah menyaksikan romansa muda dalam film yang kusuka. Paradise Kiss, film roman Jepang dengan soundtrack menyesatkan hingga membuatku menangis di akhir cerita. Aku mengutuk diriku sendiri setelah menonton film itu. Sebab kepalaku mulai liar berkhayal. Hei, kenapa cerita cintaku tak seindah itu akhirnya? Aku menginginkan cerita itu ada di hidupku. Aku ingin menjadi pecinta yang menangis ditinggalkan sebab jarak dan pilihan. Aku ingin menjadi pilihan...
Read more »

March 1, 2016

Mari Berbahagia

Setiap orang berhak untuk bahagia, bukan? Tidak perlu menyakiti diri sendiri dengan menggalau karena mantan pasangan atau pasangan atau calon pasangan. Memang bicara seperti ini mudah diucapkan tapi untuk dilakukan tunggu dulu, susah-susah gampang. Aku masih belajar untuk bangkit, aku masih merangkak untuk menemukan bahagia yang kuimpikan. Dirimu terlalu berharga untuk disakiti. Benar. Jangan biarkan ego membunuh perasaanmu sendiri. Rasa sakit itu harus kau sembuhkan dengan usahamu sendiri. Kau harus mengingatkan hatimu terus-menerus agar sadar...
Read more »

February 29, 2016

Never Ending Love Story

Cerita cinta ini adalah cerita tentang cinta yang tak akan pernah putus meskipun aku memiliki cinta lain. Cerita cinta yang tak pernah meminta balas dan pengakuan. Cerita cinta tulus dan murni dari mereka yang kusebut keluarga. Bapak, Ibu, dan Kakak yang ada di rumah. Mungkin aku adalah salah satu orang yang susah sekali bicara cinta dengan gamblang di hadapan kalian. Tapi demi apapun aku mencintai kalian dengan sangat. Tak akan ada habisnya cintaku untuk kalian. Untuk Ibu yang gampang menangis ketika melihatku bersedih, aku tahu bahwa hati Ibu...
Read more »

February 28, 2016

Kangpos Cantik

Helo Kak. Mungkin ini adalah salah satu surat terpendek yang kukirim sepanjang 30 hari ini ini. Kepada Kang Pos cantik dan kece, terimakasih banyak karena sudah menyisakan waktu untuk membaca, mengomentari, dan mengirimkan surat-suratku. Komentar-komentar singkat yang kau bubuhkan di akhir postingan twitter adalah apresiasi besar bagiku. Aku senang bukan main ketika mendapati komentar itu muncul di setiap malam. Aku merasa lega karena suratku sudah dibaca. Sekali lagi, terimakasih Kak cantik. Semoga tahun depan aku bisa meramaikan #30HariMenulisSuratCinta...
Read more »

February 25, 2016

Ini Hati, Bukan Warung!

Teruntuk kau yang hanya ingat kepadaku ketika ada perlu, mohon maaf kalau sekarang aku tak lagi mau jadi sandaranmu. Pergi cari orang lain. Aku tak mau membodohi diri sendiri dengan tetap berada di posisi tak mengenakkan ini. Sudah cukupkan segala permainan. Aku pun sudah lelah dengan huru-hara masa muda yang membosankan. Aku bukan lagi sebuah boneka yang bisa kau mainkan ketika kau bosan dengan pekerjaan. Aku bukan lagi tempat yang bakal kau ingat ketika kau sedang susah saja lalu lupa ketika bahagia. Aku bukan lagi media yang bisa kau delete-add...
Read more »

February 24, 2016

Mari Move On

Hei hei aku sudah berani lari dari tempat menyesatkan itu. Aku tak lagi berdiam diri di tempat dimana aku tak bisa bangkit dari memori masa lalu. Aku...sudah bisa pindah. Apa yang telah kau lakukan? Ya. Aku berhasil meyakinkan diriku sendiri bahwa tak ada gunanya menangisi kepergianmu. Tak ada gunanya memikirkankan dirimu yang sama sekali (mungkin) tak pernah memikirkan bagaimana perasaanku. Tak ada gunanya merindukan lelaki yang tak pernah merindukanku. Dan tak ada gunanya lagi hidup di dalam kesedihan yang tak pernah ada ujungnya. Bagaimana aku...
Read more »

February 23, 2016

Gadis Dua Empat

Woey gadis dua empat. Apa kabar? Baik-baik saja kan? Semoga tak sakit-sakit an. Kan sudah ada yayang di sana. Hahay. Surat ke dua empat ini aku tulis khusus untukmu yang lahir tanggal dua empat dan tepat usia dua empat. Oh ya bagaimana kabar ibukota? Aku berjanji akhir bulan akan ke sana, tapi sepertinya belum bisa. Maklum, aku masih sibuk menanam padi dan sayur-mayur di desa. Sudah seminggu lebih sepertinya kita tak bicara. Kenapa? Alah kau dan aku pun sama-sama tahu tak pernah ada alasan khusus untuk itu. Tiba-tiba diam tak pernah jadi soal....
Read more »

February 22, 2016

Kebodohan Berulang

Setiap malam, saat sendirian saja, saat kedua telinga tersumpal earphone, saat lagu yang terputar begitu syahdu didengar maka saat itulah ingatan akan dirimu datang tanpa diundang. Hal ini terus saja terjadi setiap diriku didekap sunyinya malam tanpa teman. Diriku tiba-tiba dihampiri rasa kesepian, maka disitulah bayanganmu kembali muncul perlahan dan melesak masuk ke dalam hati hingga timbul rasa rindu yang tak tertahankan. Kebodohan ini terus saja datang dalam waktu yang tak bisa kujelaskan kapan akan terulang. Kebodohan ini tak punya siklus...
Read more »

February 21, 2016

Dari Hamba, Untuk Tuhan

Hamba ini masih seringkali liar, nakal, dan bebal dalam mengikuti surat-surat cinta dalam kitabNya. Hamba ini masih jauh dari kata taat untuk menjalankan segala perintah dan menjauhi laranganNya. Hamba ini masih jauh dari kata sempurna sebagai "budak" yang rela sepenuh hati mengikuti segala titah Tuhannya. Terkadang aku melupakanNya. Dan tak jarang aku menghindariNya. Seringkali aku berpaling ketika bahagia dan mendekat padaNya ketika menderita. Bersujud kala lima waktu "pertemuan" pun bisa dihitung jari, kadang genap dan kadang tidak. Ampun, ampuni...
Read more »

February 20, 2016

Kepada Hujan

Hei hujan, sudah dua hari ini kau tak datang sampai membuat tubuhku gusar karena kepanasan. Matahari terlalu merajai semesta sampai kau harus menyembunyikan diri untuk membangun energi. Hei hujan, datanglah ke tempatku. Turunlah dengan deras agar aroma wangi tanah basah bisa kucium kembali. Mungkin aku tak lagi bisa menikmati euforia mandi hujan bersama kawan-kawanku semasa SD dulu di sepanjang gang perumahan. Tapi paling tidak kini aku bisa melihat binar bahagia itu dari mata anak-anak kecil di sekitar rumahku. Hei hujan, tidakkah kau ingat bahwa...
Read more »

February 18, 2016

Melewatkanmu

Aku harus meminta maaf pada perasaanku karena telah egois memilih yang "terlihat" siap dan mapan. Padahal sebenarnya itu cuma topengnya saja untuk membuatku menjauhimu. Seharusnya aku tak gelap mata pada janji-janji membina masa depan bersama, melukis bahagia bersama, dan menghabiskan sisa masa usia berdua. Seharusnya aku tak memakan kalimat itu mentah-mentah. Dan seharusnya aku sadar dari awal bahwa semuanya hanya bualan belaka. Demi segala kebahagian materi dan duniawi yang semu, aku meninggalkanmu, aku tinggalkan euforia rasa penasaran akan...
Read more »

February 17, 2016

Kau Terus Saja

Kau terus saja meyakinkan dirimu bahwa dia mencintaimu. Padahal dia hanya peduli padamu. Tak lebih dari itu. Kau terus saja bertahan pada posisimu, menjadi perempuan ke tiga yang suatu saat akan menjadi nomor dua. Padahal sudah jelas, dia tak akan meninggalkan perempuan yang sudah dikenalnya sejak bangku sekolah menengah pertama. Kau terus saja berkhayal bahwa tulisan-tulisan singkat yang dia buat adalah petunjuk bahwa dia juga menaruh harap terhadapmu. Padahal semua cuma semu. Kau terus saja menunggu dia mengungkapkan perasaan itu. Padahal kenyataannya,...
Read more »

February 16, 2016

Kamu Lupa

Kamu lupa bahwa akulah orang pertama yang kau kabari ketika sakit. Yang kemudian kebingungan mencari referensi obat untuk sakitmu. Kamu lupa bahwa akulah orang pertama yang kau ceritakan tentang kekonyolan yang kau buat pada teman-temanmu yang lain. Yang kemudian tertawa keras bersama karena ceritamu memang lucu. Kamu lupa bahwa akulah orang pertama yang kau curhati dan cereweti ketika kau sebal dengan semua orang. Yang kemudian hanya diam mendengarkan sambil mengangguk-angguk tanda memperhatikan. Kamu lupa bahwa akulah orang pertama yang kau beri...
Read more »

February 15, 2016

Untuk Ratih, finalis PI 2016

Hai Ratih. Senang berkenalan denganmu. Apa kabar di karantina Puteri Indonesia 2016? Surat ini saya persembahkan khusus untukmu, Ratih Anggraini wakil Sumatera Selatan di PI 2016. Kenapa? Karena saya mengagumi kamu. Surat ini saya tulis karena senang melihat kesederhanaan kamu yang terlihat di media sosial. Caramu membalas mention dari para sahabat pendukungmu dan menjawab pertanyaan di ask.fm membuat saya yakin bahwa kamu tipe perempuan cerdas, lembut, santun, pemalu, sekaligus lucu. Caramu untuk tidak larut dalam perang photoshoot membuat saya...
Read more »

February 13, 2016

Tanah Yang Kupijak

Surat ke lima belas. Teruntuk tanah yang kupijak, negaraku tercinta, Indonesia Raya. Merdeka! Dua puluh lima tahun saya hidup denganmu. Saya mengambil air dan udara secara gratis, kamu tidak marah. Saya menempati lahan subur yang bisa keluarga kami tanami untuk berbagai jenis tanaman, kamu pun sabar. Tanah yang saya pijaki, tanah airku Indonesia saya sungguh bersyukur hidup di atasmu. Banyak yang mendzolimimu. Para penguasa rakus kekuasaan dan kepentingan serta antek-antek koruptor bertebaran. Saya sedih. Sesuatu yang bukan budaya jadi membudaya....
Read more »

Hei Kamu!

Halo... Hai... Kamu, tolong jangan pasang foto profil mukamu. Sebab aku selalu merasa gagal move on saat melihatmu. Pasang foto lain saja agar aku lupa bagaimana rupamu. Mustahil! Mustahil. Cara senyummu sudah memaku di kepalaku. Ingatanku tentang rambut belah tengahmu yang membuatku tertawa pun masih jelas di ingatan. Gaya bicaramu yang sudah kehilangan logat Jawa pun sudah terekam jejaknya. Aduh, sialan. Karena menulis ini akhirnya aku stalking facebookmu dan kutemukan kenangan yang tidak enak. Alamak....neng baper, bang. Hai kamu. Aku ingin...
Read more »

February 11, 2016

Kepada Permadi

"Jika kelak tak mampu kudapatkan hatimu, maka kupastikan diriku tetap dapatkan kenangan menakjubkan...yaitu pernah mengenalmu dalam ketabahan" Terminal. Aku memuji keramaian di dalamnya. dipeluk oleh malam, kuabadikan kenangan menakjubkan. Aku terkesima, tak mampu kusembunyikan wajah kagum di hadapannya. Kegaduhan liar yang sebabkan pertemuan kecil tak terencana itu penuh artian. Aku tak mendamba pun bahkan mencoba menerka adegan yang bakal Tuhan skenariokan. Ini terlalu indah, bahkan untuk dijelaskan pun butuh kata-kata yang tak biasa. Aku menunggu...
Read more »

February 10, 2016

Yang Tak Sempat Terucap

Kau bergegas pulang sebelum aku sempat katakan tentang perasaan yang kusimpan. Aku hanya bisa terpaku di situ. Diam membatu tanpa mampu berkata apa-apa. Tahukah kamu bagaimana hancurnya aku melihat punggungmu yang hilang di kejauhan? Otakku berusaha keras untuk mengartikan maksud dari hati. Jantungku berdegup liar tatkala mataku berhasil mengunci jarak sedemikian dekat. Aku tak tahu lagi harus memulainya darimana. Lidahku kelu, menggulung malas untuk bicara tentang cinta. Kau yang seperti biasanya, tak acuh pada sekitar dan hanya sibuk menyeruput...
Read more »

February 9, 2016

Calon Masa Depan

Hei kamu ada dimana? Sampai kapan kau menyembunyikan diri? Rasanya aku sudah lelah mencari. Bolehkah aku pergi? Aku terus saja dilanda takut kalau suatu saat aku tak akan menemukanmu, calon masa depanku. Kenapa? Entahlah. Kau begitu asing ada di pikiran. Tak ada bayangan bagaimana wujudmu kelak. Akankah seperti mantan-mantan sebelumnya? Atau malah berbanding terbalik dari mereka? Aku belum benar-benar pasrah andai saja beberapa kawan terdekatku belum berpasangan, melangsungkan pernikahan, dan bahkan telah mempunyai anak. Tapi rata-rata dari mereka...
Read more »

February 8, 2016

Kutukan (?)

Aku tak mungkin membencimu tanpa sebab. Aku tak mungkin menuliskanmu ke dalam daftar yang tak boleh diucap tanpa ada alasan yang tepat. Kau seperti kutukan. Membuatku ketakutan ketika akan memulai kisah percintaan. Benar juga. Kau adalah pertanda kegagalan dalam berkisah. Romansa yang kukira akan berjalan lancar tanpa hambatan selalu berakhir dengan mengenaskan. Semua lelaki dengan pengawalan nama yang sama akhirnya hanya jadi mantan belaka. Ada apa dengan "A"? Apes? Kukira terakhir kali aku menjalin kasih dengan pemuda bernama "A" akan berakhir...
Read more »

February 6, 2016

Cinta (?)

Dari bukit kecil bernama cinta aku bersua dengannya, dan mengabdi pada lembah ketabahan mencinta. Aku resah didauni gelisah yang jatuh pasrah di atas tanah. Kenapa begitu gelisah? Demimu kupenjara rasa. Tak kering rinduku padamu lima ratus malam tanpa kepastian. Rasanya lorong kepatuhan pada takdir pertemuan berikutnya begitu panjang. Lalu sampai kapan aku harus berdiri menanti di ujung seberang? Aku menyerah pada keagungan jarak yang tak tahu diri. Pasrah kuhadapi. Ingin kutimbun ingatan dengan segunung es himalaya agar aku lupa. Tapi sia-sia...
Read more »

February 5, 2016

Desainer Masuk Surga

Hei hei...mataku memang mata wanita jeli yang bisa memandang mana makhluk rupawan dan mana yang bukan. Saking jelinya beberapa temanku menjulukiku si mata elang pencari pria idaman. Tapi sayang sampai detik ini aku belum menemukan dimana pria idamanku bersembunyi. Setiap pergi kemanapun kepalaku tak pernah diam bergerak ke kiri dan ke kanan. Mataku tak pernah menuju pada satu arah. Bahkan ketika naik kendaraan umum atau kendaraan pribadi, mataku tak pernah diam. Suatu ketika saat awan hitam sudah menggantung sangat dekat dengan tempatku, mengikuti...
Read more »

February 3, 2016

Kau Berhak Bahagia

Sudah kawan. Sudah cukupi ratapanmu pada lelaki itu, hentikan tangismu, hentikan rengekan untuk memintanya kembali. Sudah biarkan saja dia pergi. Kau berhak bahagia. Lelaki itu telah meninggalkanmu sendirian menangisi perpisahan. Dia tak mengacuhkan segala alasan logis yang kau berikan. Dia tak bergeming dengan keputusan. Dia tak ingat bagaimana asam manis perjalanan enam tahun kebersamaan kalian. Dia tak sadar bahwa bahwa dirinya adalah cinta pertama yang kau agungkan. Dia lupa, kawan. Kau berhak bahagia. Jangan menyakiti diri sendiri. Sulit memang...
Read more »

Mimpi Yang Sempurna

Ada jembatan penghubung dalam ketidaksadaranku yang membawaku ke dalam sebuah pertemuan tak terduga di saat malam tiba. Mimpi itu. Ya, mimpi itu adalah pintu rahasia Tuhan dimana hanya Dia yang punya kuncinya. Aku sudah tak lagi merindukanmu. Aku tak lagi mengharapkanmu sama sekali. Tapi dalam sekejap mata aku akan merasakan kebalikan dari keduanya ketika aku terbangun dari tidurku. Mimpiku begitu sempurna karena ada kamu di situ. Semua begitu indah. Ada banyak hal yang tak kita lakukan ketika kita pernah bersama terjadi di dalam mimpi. Kita bahagia...
Read more »

February 2, 2016

Untukmu, Aku.

Kau berpotensi. Kau cerdas. Kau bisa. Hanya saja kau terlalu takut untuk melangkah keluar dari dunia yang membuatmu nyaman. Ayolah, bangun! Kau tak perlu takut untuk pergi dari situ. Kau tak perlu dengarkan apa yang orang lain katakan. Kau cukup menutup telinga dan membayangkan bahwa dunia luar akan jauh lebih menyenangkan dari duniamu sekarang. Kau cukup menghapus kata-kata "bagaimana jika" dalam pikiranmu. Kau tak perlu ragu akan hal itu. Kau tak perlu banyak berpikir dan berangan akan kejadian yang belum tentu bakal ada di masa depan. Kau cukup...
Read more »

February 1, 2016

Mari Menjadi Asing

Aku menjauhimu. Kuputuskan untuk tak lagi memulai percakapan apapun denganmu. Aku takut, sebab jika aku mulai bicara aku akan menderita karena rasa sakit itu masih tersisa. Tak bisa lagi kususun kata-kata gila untukmu. Tapi untuk hari ini, kenangan masa silam datang hingga membuat kepalaku menjelajah waktu. Mengupas kejadian memilukan sekaligus mengejutkan kala itu. Hari ini tepat dua tahun yang lalu ketika aku menangisi kebodohan yang kuperbuat di stasiun kereta itu. Di kursi, sambil menunggu kereta yang akan membawaku pergi dari ibukota itu air...
Read more »

January 31, 2016

Hai, Bibir Beku

Hai...Sudah lama ternyata kita tak berjumpa. Hampir tiga ratus hari aku meninggalkanmu. Tak ada tulisan yang bercecer seperti dulu. Bukan karena aku tak rindu, tapi keinginan untuk menulisku hilang seperti perasaanku kepada lelaki itu. Apa kabarmu? Lama aku tak menengokmu. Lihat. Tak ada satupun tulisan yang membuatmu hidup. Kau seperti makhluk usang yang sengaja dipelihara oleh pemiliknya. Aku sedih. Aku tak bisa merawatmu. Keinginanku untuk velajar dan mengembangkan tulisan-tulisan anehku hilang. Bagaimana bisa aku membiarkanmu menjadi kosong...
Read more »