September 26, 2011

Fisik dulu, baru hati ????

Sedang berjalan - jalan di salah satu pusat perbelanjaan ternama di Surabaya. Lagi - lagi masih bersama Pyan, teman hang-out sepanjang masa. Perlu kalian tahu, Pyan adalah satu - satunya sohib yang setia menemani keMANApun aku pergi. Pergi maen, karaoke, belanja, nonton, sampai muter - muter mall gak jelas selalu bersama dia, bahkan pernah waktu aku jalan sama temen-temen cewek aku, si Pyan ikutan. Kami tak terpisahkan. Maklum, dari sebelum TK alias waktu masih ingusan dan suka ngompol sudah bergumul dengan Pyan. Sekolah pun aku sama Pyan, mulai TK sampai SMA, kecuali kuliah ini Pyan memutuskan untuk kuliah di Jakarta. Jadi, bisa dibilang kami kembar siam yang lahir dari perut ibu berbeda. Waktu pisah kuliah itu aku nangis, ngambek seminggu gak mau ketemu sama Pyan.

Balik lagi masalah jalan - jalan. Suatu sore waktu pertama kalinya Pyan mudik dari Jakarta ke Surabaya, kami putuskan untuk main seharian di tempat yang sama, MALL langgananku dan Pyan. Singkat cerita, aku gak sengaja memergoki Pyan nyeletuk kata - kata yang dari dulu gak pernah keluar dari mulutnya, sepanjang hidup berteman dengan Pyan baru kali itu aku menggeleng gak percaya Pyan bisa ngomong seperti itu....
"ajegile, tuh cewek cakp banget. dadanya gede banget" seru Pyan tiba - tiba saat sedang berhenti di salah satu toko kaset.
What? aku menoleh ke arah Pyan yang pandangan matanya gak beranjak dari tubuh seorang wanita yang...
"Pyaaaaaaaaaaaaaaaaaaan, ngomong apa kamu ?" aku melotot ke arahnya. "kamu gila ya ?" lalu aku jitak kepalanya, "gak sopan"
Pyan balas melotot dan mengaduh kesakitan setelah aku jitak kepalanya, "apa-apaan sich May?" pyan protes.
"kamu tuh ngomong apa tadi ?"
"dadanya gede" dengan tampang polos dan lugu Pyan mengulanginya.
plakkkkkk. kali ini aku menempeleng kepalanya.
"Maya!" teriak Pyan.
"ih, jorok Yaaaaan. Jorok"
"bagian mana sich yang jorok ?"
"ya itu. dada gede" ucapku sambil memandang dadaku sendiri. risih.
"alahhhhhh, biasa aja May. Wajar donk kalau laki bilang gitu kalau lihat cewek aduhai kaya' gitu"
"tapi mbok ya jangan sejujur itu kali Yan" aku mencibir, mencubit lengannya
"aduh. hahahahhaa" Pyan terkekeh
"kenapa tertawa? apa yang lucu ?" aku mendengus kesal.
"kamu tahu gak May?"
"gak kalau kamu gak ngasih tau ke aku"
"gini, berdasarkan penelitian ya...cowok tuh diam - diam sering memperhatikan bagian - bagian tubuh cewek yang menonjol. mereka tuh sering merhatiin pantat, dada, sama perut."
"ih.............apaan sich dodol?? kau gila Yan, darimana dapat info seperti itu ? kamu gak lagi sakit kan Yan?" aku memegang jidat Pyan yang lebar selebar lapangan bola itu.
"gak lah May. Lihat tuh cewek yang pakai kaos merah..." Pyan menunjuk seorang cewek agak kurus sich cuma perutnya buncit, pakai pakaian ketat dengan dada.....
Plakkkkkkkkkk.
"Ouch....Mayaaaaa, kenapa sich lo mukul gw lagi?"
"ceile...baru berapa hari kau di Jakarta sudah elu gw gitu ?"
"harus donk...gaul gitu. hahahahahahha"
Huft. Aku mendengus sebal melihat Pyan yang berubah. Lalu, aku perhatikan lagi Pyan. Hm...memang berubah sich mulai dari gaya bicara, gaya berpakain yang jadi tambah modis, tambah fresh, tambah....cakep. Aish....ngomong apaan sich ? Lalu buru - buru aku seret Pyan menuju toko buku. Lagi - lagi Pyan berkomentar pada cewek - cewek yang berlalu - lalang di depan kami.
"salah minum obat Yan ?"
"kagak nuna...., begini dear, kamu tahu gak sich May kalau cowok itu bohong banget kalau lihat cewek cuma dari hati doang ?" deg. Aku lihat Pyan. Matanya masih tertuju pada satu titik.
"kok bisa?" aku pura-pura gak ngerti, padahal msebenarnya emang sudah tahu.
"tahu pepatah dari mata turun ke hati ?"
aku mengangguk, lalu mendengarkan penjelasan Pyan lebih lanjut.
"cinta itu dari mata turun ke hati. yang namanya dari mata kan pasti lihat fisik dulu dear, pertama ya....lihat wajah, itu pasti. Kagak bakalan dech suka sama orang kalau gak liat wajahnya dulu...bohong banget kalau yang dilihat dari hati dulu, hati mah nomor dua. fisik nomor satu."jelas Pyan sambil melenggang ke arah rak komik-komik baru.
"lalu?" aku berjalan di belakangnya.
"kalau ada orang yang bilang jatuh cinta karena kebaikannya tuh bohong, munafik banget tuh orang gak liat fisik. lihat tuh di film-film atau sinetron, pasti awal jatuh cintanya karena si cowok atau cewek ketemu sama yang cakep, yang aduhai, yang mempesona, yang baik-baik dah pokoknya"
dan tiba-tiba saja aku menyadari sesuatu. ku hentikan langkahku dan ku biarkan Pyan nyerocos di depan.
"dan lagi....cowok tuh suka....." Pyan menoleh saat menyadari aku tak bersuara, "kenapa May?"
"aku gak seksi, gak cantik, gak menarik makanya gak ada yang jatuh cinta sama aku. aku baik, aku perhatian, aku pinter. tapi percuma kan kalau gaka da yang suka ? hiks...terus ntar aku dapat jodoh yang kaya' gimana Yan?" aku cemberut, menggerutu, menendang-nendang udara di depanku. Lalu tiba - tiba saja Pyan mendekatiku, mengangkat daguku.
"itu kan cuma pendapat minoritas laki doang. kan tiap orang punya persepsi beda - beda dear. udah dech jangan sedih. sorry ya. aku gak ada maksud kaya' gitu"
Aku menatap Pyan masih dengan wajah cemberut. Ini anak membuatku malas jalan-jalan lagi. Huh.
"hei, aku lho juga belum punya pacar. Padahal aku juga baik, pandai, menarik, cakep pula. Hahahahahaha"
"idih........huek huek" aku beradegan muntah muntah di hadapannya. kenapa ini orang jadi pede-nya jadi setengah mampus ya ?
"hahahahaha, aku jomblo. mau pacaran sama aku?" Pyan mengerlingku dengan genit. mencolek daguku.
"ih.......ogaaaaaaaaaah" aku menjerit lalu melesat lari meninggalkan Pyan yang ku lihat sedang terkekeh di belakang sana.

Entah, tak ada yang tahu kapan sejarah cinta bermula. Apa benar dari hati dulu baru fisik, atau malah dari fisik dulu baru hati ? aku tak tahu, cuma kalian yang tahu. Dan lagi, persepsi soal awal mula jjatuh cinta tiap orang berbeda, so hargai perbedaan itu. Peace man....

2 komentar:

Post a Comment