September 24, 2011

Surat Kecil

Aku melihat gadis kecil itu mengendap – endap di dalam kelasnya sendiri. Kepalanya bergerak, memutar ke kiri ke kanan mengamati isi kelas dan daun pintu yang sedang terbuka. Lalu, setelah dirasanya keadaan aman dia mulai mencari bangku yang dia tuju. Bangku seorang anak laki – laki yang berada dua deret sebelah bangkunya. Lagi – lagi gadis kecil itu mengamati daun pintu yang terbuka lebar, seakan takut ada yang memergokinya buru – buru ditaruhnya kertas putih yang terlipat rapi itu ke dalam tas coklat tua di depannya. Deg deg deg. Aku bisa melihat wajah gadis itu panik ketika seorang temannya tiba – tiba muncul dari pintu. Si gadis kecil itu lagsung berjingkat – jingkat kecil, berpura – pura hendak mengambil sapu di pojok ruang. Lalu dipandangnya teman kelasnya itu, dia hanya mengambil sesuatu dari dalam tas sekolahnya dan setelah itu kembali meluncur ke luar kelas tanpa mempedulikan gadis kecil itu. Dan gadis itu melepas napas lega.
Diamatinya anak laki - laki bercelana pendek itu dengan seksama. Di sela jam pelajaran agama, diliriknya lagi anak laki - laki itu antara takut dan malu. Dalam hatinya bertanya, apakah anak laki - laki itu telah menemukan kertas yang dia taruh ? Aih, wajah gadis kecil itu memerah karena malu sebab anak laki - laki itu berhasil memergokinya sedang melirik dirinya yang sekarang sedang tersenyum penuh arti, tanda tanya besar.

Aku menyukaimu

Siapapun yang membaca tulisan itu pasti merasa geli dan mengelengkan kepalanya, anak seusia itu sudah bisa menulis surat cinta? puber sebelum waktunya.
Surat kecil itu membawa dampak besar dalam hidup laki - laki itu, dari dulu sampai sekarang...Aku tetap menyukaimu, begitulah balasan surat kecil dari laki-laki kepada si gadis yang kini telah beranjak dewasa....

0 komentar:

Post a Comment