September 23, 2011

Sebab Aku, Peduli Padamu...

"Kebahagiaan itu muncul ketika kamu mensugesti diri kamu sendiri untuk bahagia, tidak memasang status galau, serta tidak mendengarkan musik mellow. Kebahagiaan itu tak datang dari orang lain, justru yang menentukan kita bahagia atau tidak adalah diri kita sendiri"

aku masih bisa merasakan getar suaramu ketika kembali ku benamkan mataku dalam memoar kisah SMA beberapa tahun lalu. ada yang menggelitik dada, memaksaku untuk kembali menekuri ribuan memori yang pernah ku sematkan dalam putih abu-abuku bersamamu. dan satu hal yang paling aku ingat adalah bagaimana caramu menyadarkanku betapa berharganya sebuah senyuman.

setelah beberapa pertemuanku denganmu yang kau rasa aku tak memiliki wajah humor dan bahkan senyum saat disapa, kau menyimpulkan bahwa aku hidup dalam derita. saat itu aku menjawabnya sinis, "sok tau. manusia sok tau macam kau seharusnya tak pernah berdiri di hadapanku seperti ini. sok mencoba menyelamatkanku dari hukuman guru. cih." lalu aku membuang muka.
di lapangan gersang yang masih terbungkus sisa rerumputan musim lalu kita sama-sama berdiri mengangkat satu kaki, menjewer telinga masing-masing. aku masih ingat perkara yang aku mulai itu. aku, gadis aneh, sinis, sombong, yang hidup dalam dunianya sendiri memulai perseteruan dengan anak kepala sekolah, berdebat di hadapan teman sekelas sampai tiba-tiba tangan mungilnya menggapai rambut ekor kudaku dan memaksaku menampar wajahnya, lalu kau datang dengan segenap usaha untuk memisahkan. dan saat itulah terjadi ketidakadilan sampai kau harus menemaniku berjibaku dengan terik siang itu. terimakasih.....

saat itu aku mengoceh tanpa henti di hadapmu, namun tiba-tiba kau menatapku, aku balas menatapmu, tepatnya melototimu sampai ternyata aku kalah, mataku terasa sakit dan kau menertawaiku. cowok aneh. aku menggerutu.
"justru kau lah yang aneh. kau tahu ? satu-satunya cewek yang ku perhatikan tak pernah bermain dengan teman adalah kau. satu-satunya cewek yang tak pernah ngerumpi saat jam kosong atau jam istirahat adalah kau. satu-satunya cewek yang sering menghabiskan waktu luangnya di perpustakaan adalah kau. satu-satunya cewek yang tak pernah mengurai rambutnya adalah kau. satu-satunya cewek yang tak pernah bicara sopan dan tenang adalah kau. satu-satunya cewek yang lebih banyak diam daripada bicara di hadapan semua orang.dan kau adalah satu-satunya cewek yang tak pernah ku tahu kapan bisa tersenyum, apalagi tertawa. benar-benar gak asik."

deg. aku terkejut setengah mati. ternyata masih ada seorang makhluk di bumi ini yang memperhatikanku sampai sedetail itu ? sampai dengan gamblang berhasil menghentikan ocehanku? kau...aku mulai gemas dengan cara bicaramu yang terdengar mengejek, yang membuat telingaku memanas.
"aku kasihan padamu....sebenarnya aku ingin berteman denganmu, hanya saja kau begitu angkuh, sombong, tidak tahu diri, kau begitu nyaman hidup dalam duniamu sendiri yang kau anggap bisa membuatmu bahagia. tapi, lihat garis kerut di wajahmu itu ? hm...wajahmu kusut, kusam. tak ada terang sama sekali. gak cerah. masa depan suram. hehehehe"
gemeretak gigiku mungkin bisa dia dengar. tanganku mulai mengepal ingin meninjumu namun aku masih sadar dimana aku. lalu aku memutar tubuh, mencoba memberikan jarak dari tubuhmu, menghindarimu segera. namun kau mencengkeram lengan kananku kuat-kuat dan membuatku mendelik, rahangku mengeras, aku marah.


"aku belum selesai. dengar, kau seharusnya hidup ceria seperti teman-teman yang lain. aku tak tak tahu kau punya masalah apa. hanya saja, bersikaplah dewasa. jangan bawa masalah pribadi atau keluarga dalam dunia remajamu yang mengasikkan ini. coba lihat mereka yang tertawa lepas, bebas tanpa ada tekanan apapun. mereka mungkin melupakan segala masalahnya setelah bertemu teman-temannya di sekolah. sebab, di sinilah rumah terindah, keluarga terlengkap yang bisa mereka punya. kau akan bahagia bersama mereka.. dengar, hidup itu tidak untuk dihabiskan dengan sedih, dengan tangis, coba nikmati dan rasakan anugerah Tuhan yang telah Dia ciptakan, pasti kau akan bahagia. dan jangan pernah berpikir bahwa kau itu sendiri. kita makhluk sosial !"

aku bisa merasakan wajahku memanas. jantungku bergerak turun naik. dan ujung kedua mataku menitikkan air. perkataanmu benar-benar memukul tepat pada tempatnya, selama ini tidak ada seorang pun yang memperhatikanku sesempurna ini. lalu, aku sesenggukan...
"menangislah kalau memang kau bisa tenang, dan seperti itulah seharusnya. menangislah di hadapan temanmu, agar mereka tahu apa yang sedang kau rasakan. agar mereka bisa membantumu....pikir baik-baik, dunia remaja, SMAmu gak akan pernah terulang untuk kedua kalinya. ingat, mulailah dengan satu senyuman. jika kau sulit melakukannya pada orang lain, mulailah padaku saja...."

aku mengangkat kepala dan menatap matamu. di sana tak ada tanda - tanda kebohongan sama sekali. justru, aku menemukan sesuatu yang beda dari caramu menatapku.


"sebab aku, peduli padamu......"


lalu kau melepaskan lenganku, membiarkanku terisak, membiarkanku menekuri semua perkataanmu...


5 komentar:

andhy kurniawan said... Reply Comment

background putih + tulisan putih = susah baca

andhy kurniawan said... Reply Comment

ternyata td lom kebuka semua :p

Bibir Beku said... Reply Comment

ah...mas andhy....backrounnya kan itemmmmmm :P

Muhamad Tajul Mafachir said... Reply Comment

bagroundya item,,tapi maksudnya yang putih, dodol

Bibir Beku said... Reply Comment

kampret....kan udah diganti dul

Post a Comment