September 30, 2011

Mari Menikmati Hidup

Cinta datang dan pergi, sama seperti apapun di dunia ini. You fall in love, then you fall out of it. Cerita cintamu berakhir, tapi setelah itu akan datang cerita baru. Itulah hidup.

Ya, dengan gamblang aku membenarkan kalimat di atas. itulah hidup. penuh cerita dan nostalgia. penuh misteri dan memori. semua terjadi begitu saja tanpa kita minta.
Ya, dengan jelas aku katakan bahwa hidup penuh dengan ke-never ending-an. semua tidak akan pernah selesai. bahkan sebuah romansa lama yang pernah kau jalin belasan tahun lalu, atau beberapa hari yang lalu tak akan pernah menghilang dalam benakmu meskipun kadang kau menutupi kenyataan itu dengan berkata "aku sudah lupa". tapi itu omong kosong. itu hanya bual manismu untuk menutupi kesakitanmu karena romansa lama yang kau anggap "buruk" untuk dikenang, padahal sebenarnya kau begitu "rapi" menyimpannya di dalam hati. kau masih mengingatnya, bahkan kadang kau mengharapkan dia kembali.
cerita baru bermunculan, cerita lama mulai mengabur namun tetap ada....
dan semuanya memang tak akan pernah memiliki akhir, bahkan sampai kau mati sekalipun (kecuali kiamat)

---

sudah waktunya kamu jadi dewasa dan menyadari bahwa tidak semua pernikahan harus dimulai dengan cinta dan tidak semua cinta harus diakhiri dengan pernikahan

Ya, dengan yakin aku membenarkan kalimat di atas. kau buta jika berpikir cinta adalah segalanya. kau lupa ? seorang wanita cantik jelita pun bisa menikah dengan lelaki "jelek" atau biasa saja karena kemapanannya, karena masa depannya. hah, ini gila. bahkan aku juga berpikir seperti itu sekarang. cinta itu bisa dibangun setelah menikah. gak percaya ? tanya bapak ibumu, bagaimana sejarah cinta mereka berdua ? tak sedikit yang akan bilang bahwa sekali saja bertemu dan saling cocok lalu mereka memutuskan untuk menikah. dan setelah itu, barulah mereka membangun cinta. dan rasanya yang seperti itu jauh lebih romantis dibandingkan dengan yang bertahun-tahun mencinta lalu menikah.
Yang kedua,tidak semua cinta akan berakhir dalam pernikahan. yang ini aku membenarkan juga. berdasarkan teori dan praktek di lapangannya para artis-artis yang sudah berhubungan lama namun endingnya gagal untuk menikah. betapa kasihan mereka. sungguh, jika diceritakan perjalanan kisah cintanya mungkin akan jadi sinetron dan mungkin akan mereka bintangi sendiri.lalu, yang ditanyakan adalah kemanakah cinta sejati yang mereka gembor-gemborkan itu ? cinta sejati, hei kemana kau ? apa kau benar-benar ada ??? tak sedikit orang yang bertanya tentang keberadaan cinta sejati. aku bisa menjawabnya, ini jawabanku, opiniku, jadi....cinta sejati itu tidak ada. otak manusia selalu memimpikan sesuatu yang tidak nyata sehingga menciptakan bayangan sendiri, seolah-olah bayangan itulah yang nyata. padahal sebenarnya cinta sejati itu hanya semu. percayalah, jika dihadapakan dengan kenyataan seperti ini...menjalin cinta selama bertahun-tahun dan akhrinya tak bisa menikah....kekuatan yang semua orang selalu bangga-banggakan dari cinta sejati itu, tak akan pernah kunjung muncul.

---
mari menikmati hidup. lantas, bagaimana dengan cinta ? Ah, itu bisa menyusul !

dari dua teori di atas, teori yang ke tiga ini adalah pamungkasnya. sudahlah, lupakan saja masalah fall in love and fall out of it itu dan masalah pernikahan tidak selalu diawali dengan cinta dan cinta tidak selalu berakhir dalam pernikahan. masih bayak hal yang lebih berguna untuk dipikirkan daripada menghabiskan waktu untuk menangisi dan menyesali kisah cinta yang kandas, atau apalah itu yang berhubungan dengan cinta. hei, hidupmu itu indah. lihat, begitu banyak cerita di luar sana yang lebih indah dari cerita cinta itu sendiri. kau masih ingat tentang mimpi-mimpimu indahmu ? ambisi-ambisi gilamu ? obsesi-obsesi anehmu ??? mari menikmati hidup. urusan cinta bisa menyusul. toh cinta tak akan pergi kemana-mana, ya kan ?

efek keracunan novel HERE, AFTER (Mahir Pradana)

4 komentar:

Muhamad Tajul Mafachir said... Reply Comment

kurang mengena, kayaknya kamu lagi kering baca ya,,. kasihan, lama lama penggemarmu hilang

Bibir Beku said... Reply Comment

gue kagak butuh penggemar dodol....itu gue tulis udah lama, entah mengena atau kagak...yag jelas waktu itu gue lagi benar2 ngerasain yang namanya jatuh.

Muhamad Tajul Mafachir said... Reply Comment

komentar singkat saya untukmu, baby : Manakah yang didahulukan, klaim-klaim kebenaran sendiri, ataukah kerendahan hati untuk menerima ‘yang lain’ sebagai orang-orang yang juga berhak memilki klaim kebenaran yang berbeda?
upz, ini selebihnya komentar yang bertanya

Bibir Beku said... Reply Comment

pertama, saya tetap menekankan klaim kebenaran sendiri. setelah itu baru saya baca kebenaran yang lain. jika apa yang saya klaim itu tidak sama dan rasanya terlihat ganjil jika dibandingkan dengan yang lain, maka saya berusaha menerima kebenaran itu meskipun...sedikit membuat saya....rikuh. tp bukannya harus tetap mengakui kebenaran yang lain tanpa melupakan kebenaran milik kita sendiri?

Post a Comment